Autisme, atau yang kini dikenal dengan istilah gangguan spektrum autisme (GSA) merupakan gangguan cara kerja otak yang memengaruhi cara seseorang berkomunikasi dan bersosialisasi. Di Indonesia masih banyak kesalahpahaman mengenai autisme. Banyak yang menganggap bahwa autisme merupakan suatu penyakit yang harus disembuhkan.
Namun, dilansir dari laman NHS, autisme sebenarnya merupakan kondisi dimana cara kerja otak berbeda dari umumnya. Autisme bukanlah suatu kondisi medis yang dapat disembuhkan dengan obatan sehingga para penyandang autisme membutuhkan terapi pendukung agar mereka dapat hidup dengan mandiri.
Gejala autisme di usia dini
Gejala autisme dapat muncul sejak usia anak-anak. Rata-rata gejala autisme mulai dapat didiagnosis ketika anak berusia 2-5 tahun. Namun para ahli mengungkapkan bahwa gejala autisme sebenarnya sudah bisa diamati sejak usia 6 bulan.
Dilansir dari Medicine Net, ada 3 gejala utama yang perlu diwaspadai pada anak yang mengalami autisme, yaitu:
1. Perkembangan milestone tertunda
Autisme membuat seseorang berkomunikasi dan bereaksi dengan cara yang berbeda. Hal ini dapat terlihat sejak usia 0-6 bulan. Orang tua perlu waspada jika si kecil menunjukkan tanda-tanda berikut:
- Tidak tersenyum hingga usia 6 bulan
- Tidak menunjukkan ekspresi wajah seperti sedih atau tertawa hingga usia 9 bulan
- Tidak mengoceh hingga usia 12 bulan
- Belum mampu menunjuk sesuatu hingga usia 12 bulan
- Belum bicara hingga usia 16 bulan
- Pada bayi, gejala autisme cukup sulit untuk didiagnosis karena sering dianggap sebagai masalah kesehatan atau tumbuh kembang lainnya. Namun jika bayi menunjukkan gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter tumbuh kembang anak.
2. Gangguan perkembangan sosial
Bayi umumnya senang diajak bermain dan bercanda oleh orang-orang di sekitarnya. Namun jika bayi lebih suka bermain sendirian, tidak suka dipegang dan tidak merespon ketika namanya dipanggil, orang tua perlu waspada anak memiliki gejala autisme.
Gejala autisme lainnya adalah bayi selalu menghindari menatap mata Anda secara langsung. Jika bayi sering tampak melamun, tatapan kosong dan tidak pernah menatap mata mata orang-orang yang berada di sekitarnya, hal ini juga merupakan salah satu ciri autisme.
3. Memiliki masalah dalam komunikasi verbal dan non verbal
Kondisi autisme menyebabkan bayi berkomunikasi dengan cara yang berbeda. Pada anak usia sedang belajar bicara, gejala autisme sering disamakan dengan terlambat bicara padahal keduanya adalah kondisi yang berbeda.
Ketika anak sudah dapat berbicara, gejala autisme dapat ditunjukkan dengan suka mengulang pertanyaan dan kesulitan menjawab peranyaan dengan benar. Terkadang, anak dengan autisme juga bicara dengan nada bicara yang datar dan tanpa ekspresi.
Tidak mudah mengenali gejala autisme pada anak terutama di usia bayi. Setiap orang tua umumnya orang tua memiliki naluri tajam tekait kondisi kesehatan si kecil. Ketika melihat kondisi si kecil yang membutuhkan pemeriksaan khusus dengan gejala-gejala di atas maka segera lakukan pemeriksaan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Dengan mengetahui kondisi anak yang sebenarnya, dokter dapat merekomendasikan terapi yang tepat sesuai dengan tingkat gejala. Beberapa terapi yang diberikan antara lain terapi bicara, terapi perilaku, fisioterapi, terapi visual dan lain-lain.
Perlu dipahami bahwa belum ada obat dan metode yang dapat menyembuhkan autisme secara total. Namun orang tua tak perlu khawatir, semakin dini diagnosis dan penanganan pada anak maka terapi yang dijalani akan lebih optimal. Dengan menjalani terapi rutin, anak dengan autisme tetap dapat tumbuh dengan baik serta memiliki karir dan masa depan yang cemerlang.
- dr Ayu Munawaroh, MKK